Pindad Akan Produksi Roket Untuk Sistem Astros Ii Mlrs Dari Brasil
16 Februari 2019
Kunjungan delegasi Tentara Nasional Indonesia AD ke Avibras, Brasil (photo : TNI AD)
Tanggal 12 Februari 2019 kemudian Wakil KSAD Letjen TNI Tatang Sulaiman ditemani pejabat terkait lainnya mengunjungi pabrik Avibras di Sao Paulo, Brasil. Ini merupakan kunjungan kedua perwakilan pertahanan dari Indonesia. Sebelumnya di tamat April 2018, KSAD Jenderal Tentara Nasional Indonesia Mulyono ditemani Dirut Pindad Abraham Mose lebih dulu berkunjung ke pabrik pembuat sistem artileri medan Astros II tersebut.
Seperti diketahui di tempat Asia Tenggara, selain Malaysia, Indonesia ialah pengguna sistem peluncur roket multi laras (MLRS) buatan Negeri Samba ini. TNI AD sendiri mulai menerima Astros II pada Agustus 2014. Selanjutnya, dua baterai Astros II dibagikan masing-masing untuk Yonarmed 1/Malang, Jawa Timur dan Yonarmed 10/Bogor, Jawa Barat.
AV-TM 300 atau sering disebut juga MTC-300 Matador, rudal jelajah taktis berjarak 300 km, varian sistem senjata Astros terbaru (photo : JF Diori)
Terkait kunjungan petinggi TNI AD, perwakilan Kementerian Pertahanan RI, dan Pindad ke Avibras ini, diketahui ialah untuk menjalin kerja sama produksi roket untuk sistem Astros II di Tanah Air. Rencananya pabrik munisi Pindad di Turen, Malang ditunjuk untuk memproduksinya. Namun, untuk selongsong (tabung roket) tetap didatangkan dari Brasil.
Melansir dari liputan6.com, di tahun 2019 ini Pindad akan melaksanakan perakitan roket darat ke darat jarak menengah tersebut. Tak hanya itu, bahkan ke depannya Pindad berencana untuk menciptakan kendaraan pengangkut roket (transporter) secara mandiri.
Untuk jenis roketnya sendiri, sistem Astros II mampu meluncurkan bermacam-macam kaliber. Pertama adalah jenis roket SS-30 kaliber 127 mm sebanyak 32 unit, kemudian SS-40 kaliber 180 mm sebanyak 16 unit roket.
TNI AD mengincar MTC-300 Matador untuk melengkapi Astros MLRS (photo : Pikiran Rakyat)
Untuk roket berkaliber besar yakni 300 mm tersedia SS-60, SS-80, dan SS-150. Seluruhnya hanya untuk empat tabung saja. Jangkauan tembak roket bervariasi mulai dari jarak 85 km hingga 300 km.
Disebutkan bahwa kebutuhan Tentara Nasional Indonesia akan roket untuk sistem Astros II ini cukup besar. Yaitu hingga kisaran angka 3.000 unit, baik roket untuk pertahanan maupun untuk latihan.
Dengan dibuatnya roket ini di Indonesia, Pindad akan mendapatkan transfer teknologi untuk pembuatan persenjataan strategis ini. Sebuah ilmu pengetahuan yang berharga tentunya.
(Angkasa Review)
Kunjungan delegasi Tentara Nasional Indonesia AD ke Avibras, Brasil (photo : TNI AD)
Tanggal 12 Februari 2019 kemudian Wakil KSAD Letjen TNI Tatang Sulaiman ditemani pejabat terkait lainnya mengunjungi pabrik Avibras di Sao Paulo, Brasil. Ini merupakan kunjungan kedua perwakilan pertahanan dari Indonesia. Sebelumnya di tamat April 2018, KSAD Jenderal Tentara Nasional Indonesia Mulyono ditemani Dirut Pindad Abraham Mose lebih dulu berkunjung ke pabrik pembuat sistem artileri medan Astros II tersebut.
Seperti diketahui di tempat Asia Tenggara, selain Malaysia, Indonesia ialah pengguna sistem peluncur roket multi laras (MLRS) buatan Negeri Samba ini. TNI AD sendiri mulai menerima Astros II pada Agustus 2014. Selanjutnya, dua baterai Astros II dibagikan masing-masing untuk Yonarmed 1/Malang, Jawa Timur dan Yonarmed 10/Bogor, Jawa Barat.
AV-TM 300 atau sering disebut juga MTC-300 Matador, rudal jelajah taktis berjarak 300 km, varian sistem senjata Astros terbaru (photo : JF Diori)
Terkait kunjungan petinggi TNI AD, perwakilan Kementerian Pertahanan RI, dan Pindad ke Avibras ini, diketahui ialah untuk menjalin kerja sama produksi roket untuk sistem Astros II di Tanah Air. Rencananya pabrik munisi Pindad di Turen, Malang ditunjuk untuk memproduksinya. Namun, untuk selongsong (tabung roket) tetap didatangkan dari Brasil.
Melansir dari liputan6.com, di tahun 2019 ini Pindad akan melaksanakan perakitan roket darat ke darat jarak menengah tersebut. Tak hanya itu, bahkan ke depannya Pindad berencana untuk menciptakan kendaraan pengangkut roket (transporter) secara mandiri.
Untuk jenis roketnya sendiri, sistem Astros II mampu meluncurkan bermacam-macam kaliber. Pertama adalah jenis roket SS-30 kaliber 127 mm sebanyak 32 unit, kemudian SS-40 kaliber 180 mm sebanyak 16 unit roket.
TNI AD mengincar MTC-300 Matador untuk melengkapi Astros MLRS (photo : Pikiran Rakyat)
Untuk roket berkaliber besar yakni 300 mm tersedia SS-60, SS-80, dan SS-150. Seluruhnya hanya untuk empat tabung saja. Jangkauan tembak roket bervariasi mulai dari jarak 85 km hingga 300 km.
Disebutkan bahwa kebutuhan Tentara Nasional Indonesia akan roket untuk sistem Astros II ini cukup besar. Yaitu hingga kisaran angka 3.000 unit, baik roket untuk pertahanan maupun untuk latihan.
Dengan dibuatnya roket ini di Indonesia, Pindad akan mendapatkan transfer teknologi untuk pembuatan persenjataan strategis ini. Sebuah ilmu pengetahuan yang berharga tentunya.
(Angkasa Review)