--> Skip to main content

Kemhan Pilih Airbus Mrtt Sebagai Pesawat Tanker?

01 Desember 2019


Pesawat tanker A330-200 MRTT ketika melaksanakan pengisian bahan bakar pada pesawat F-16 (photo : USAF)

Oder pesawat tanker untuk Tentara Nasional Indonesia AU hampir pasti jatuh ke tangan Airbus A330 MRTT, demikian disampaikan Alman Helvas dalam tweet-nya pada 26 November 2019 kemudian. Alman Helvas ialah seorang "Defense Market & Industry Consultant" yang sebelumnya yakni Jane's Representative untuk Indonesia'.

Pilihan atas pesawat Airbus meluluhkan evaluasi aspek teknis dimana Boeing dengan pesawat KC-46 nya lebih unggul dibandingkan Airbus A330 MRTT. Aspek anggaran dan waktu penyerahan rupanya jadi faktor penentu kemenangan Airbus. Anggaran pesawat tanker hanya cukup untuk pesawat tanker second dan waktu penyerahan yaitu secepatnya karena saat ini TNI AU hanya punya satu pesawat tanker Hercules KC-130B nomor A1309.


Tweet Alman Helvas ihwal tanker Tentara Nasional Indonesia AU (photo : twitter)

Jika melihat jumlah pesawat stok maskapai nasional Garuda Indonesia, terlihat bahwa untuk pesawat berbadan sedang dan lebar hanya ada pilihan pesawat Airbus A330-200 (11 pesawat), A330-200 (8 pesawat) Boeing 777-300ER (8 pesawat). Sedangkan pesawat Boeing 767 sebagai basis pesawat Boeing KC-46 tidaj dimiliki Garuda Indonesia.

Pilihan atas tanker Airbus MRTT mengakibatkan Indonesia negara ketiga di kawasan ASEAN-Oceania yang memakai pesawat tanker ini. Australia yaitu launch customer pesawat ini dengan memesan 4 pesawat dengan basis A330-200 dan 5 pesawat lagi menyusul, sementara Singapura memesan 6 pesawat dengan basis A330-200.

Armada pesawat Garuda Indonesia (graphic : Wiki)

Basis pesawat yang akan dipakai Indonesia kemungkinan besar ialah Airbus A330-200, hal ini karena stok pesawat tersebut ada 11 pesawat. Garuda dikala ini juga sedang menunggu pesanan 16 pesawat A330-300 tiba, dengan demikian maka seri A330-200 dapat mulai dipensiunkan dan mampu diakuisisi oleh TNI AU.

Pengalaman Australia mengenai lama waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan konversi pesawat penumpang Qantas menjadi pesawat tanker serbagua yaitu dalam waktu 10 bulan. Pekerjaan konversi semestinya dapat dilakukan di PT DI, karena pada ketika berkontrak dengan Australia pekerjaan tersebut dilakukan di Brisbane, Australia.


Garuda Indonesia Airbus A330-200 (photo : Tim de Groot)

Tentara Nasional Indonesia AU mensyaratkan penggunaan dua sistem air refuelling ialah hose-and-drogue (probe-and-drogue : Hawk dan Flanker) serta air boom (F-16) sebab kebutuhan riil pesawat TNI AU yaitu seperti itu. Airbus A330 MRTT dirancang sebagai pesawat tugas-ganda untuk pengisian bahan bakar dan transportasi udara. Untuk misi pengisian materi bakar udara-ke-udara bagi pesawat lain, A330 MRTT dapat dilengkapi dengan kombinasi dari salah satu sistem :
-Airbus Military Aerial Refueling Boom System (ARBS) untuk pesawat peserta yang dilengkapi receptacle (sistem air boom),
-Cobham 905E, pod pengisian bahan bakar bawah sayap untuk pesawat penerima yang dilengkapi probe (sistem hose-and-drogue/probe-and-drogue),
-Cobham 805E Fuselage Refueling Unit (FRU) untuk pesawat akseptor yang dilengkapi probe (sistem hose-and-drogue/probe-and-drogue).

Kabin pesawat A330 MRTT dapat dimodifikasi untuk mengangkut sampai 380 penumpang dalam konfigurasi kelas tunggal, juga dapat dilakukan konfigurasi lain contohnya untuk VIP sekaligus angkut pasukan, juga mampu dikonfigurasi untuk melakukan misi Evakuasi Medis (Medevac) sampai 130 tandu. Dek kargo dapat diisi dengan 8 palet militer, dan kontainer standar komersial. Itu artinya pesawat tanker A330 MRTT dapat melayani pengisian bahan bakar di udara sekaligus terbang non-stop antar benua.

(Defense Studies)
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar